Artikel Terbaru

Jumat, 09 Februari 2018

Kerajaan Tarumanegara


Latar  belakang berdirinya kerajaan

Latar belakang terbentuknya kerajaan Tarumanegara berkaitan erat kaitannya dengan keruntuhan Kerajaan Salakanegara

berdasarkan naskah Wangsakerta dari Cirebon, Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman sekitar antara tahun 358 - 450 M. Kerajaan ini bermula dari sebuah kerajaan kecil ditepi sungai Gomati dan Candrabaga atau saat ini kita kenal dengan daerah Bekasi.

Perkembangan Kerajaan

Tarumanegara mengalami masa kejayaan atau masa keemasan hanya sekitar 3 generasi dari awal pembentukannya. masa kejayaan pada kepemimpinan raja ketiga, Purnawarman, cucu dari Rajadirajaguru Jayasingawarman.
Pada masa kejayaannya Tarumanegara mengalami perkembangan pesat seperti :
      memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya,
      membangun berbagai infrastruktur yang mendukung perekonomian kerajaan. salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabagan untuk mencegah banjir saat musim hujan, juga berperan dalam pengairan lahan pertanian sawah untuk kehidupan ekonomi masyarakat.
      Kemampuan kerajaan yang mampu berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan sungai Gomati dan candrabangan

Raja Raja

Raja raja yang pernah berkuasa dikerajaan Tarumanegara, diantaranya yaitu :
1.       Jayasingawarman 358-382 M
2.       Dharmayawarman 382-395 M
3.       Purnawarman 395-434 M
4.       Wisnuwarman 434-455 M
5.       Indrawarman 455-515 M
6.       Candrawarman 515-535 M
7.       Suryawarman 535-561 M
8.       Kertawarman 561-628 M
9.       Sudhawarman 628-639 M
10.   Hariwangsawarman 639-640 M
11.   Nagajayawarman 640-666 M
12.   Linggawarman 666-669 M

Masa Runtuhnya

      Keruntuhan Kerajaan tarumanegara jarang diketahui. Dalam berbagai prasasti hanya menyebutkan nama Maharaja Purnawarman. Kemungkinan besar ketika Raja Linggawarman turun tahta. Beliau digantikan oleh menantunya Tarusbawa.
      Tahun 670 M, Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa, merubah nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa itu membuat Wretikandayun, cicit Manikmaya yang saat itu menjadi Raja Kerajaan Galuh memisahkan negaranya dari Tarusbawa.
      Pemisahan mendapat dukungan dari Kerajaan Kalingga.. Dukungan tersebut membuat Wretikandayun meminta untuk wilayah Kerajaan Tarumanegara dibagi dua. Karena ingin menghindari perang saudara, Raja Tarusbawa memecah wilayah Kerajaan Tarumanegara menjadi wilayah Kerajaan Sunda dan wilayah Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batasnya

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

1. Prasasti Tugu
      Ditemukan : Kampung Batutumbu, Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta
      isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.

2. Prasasti Kebon Kopi
      Ditemukan : Kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor
      Adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.
 3. Prasasti Cidanghiyang/Lebak
  •         Ditemukan : kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten, tahun 1947
      Berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
      Berisi mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

4. Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak
      Ditemukan: bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya :memuji pemerintahan raja Mulawarman.

5. Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea
      ditemukan : tepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor
      menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.

6. Prasasti Pasir Awi
      Ditemukan:Lereng selatan bukit Pasir Awi (± 559m dpl) di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis Kabupaten Bogor.
      Prasasti Pasir Awi berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) juga berpahatkan gambar sepasang telapak kaki.
7. Prasasti Muara Cianten 
      Terletak: sungai Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu dikenal dengan sebutan prasasti Pasir Muara (Pasiran Muara).
       Prasasti Muara Cianten dipahatkan pada batu besar dan alami berukuran2.70 x 1.40 x 140 m3.
      Peninggalan sejarah ini disebut prasasti karena memang ada goresan tetapi merupakan pahatan gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar dari umbi.tetapi belum ada yang bisa membaca prasasti ini.


0 komentar:

Posting Komentar