Artikel Terbaru

Senin, 06 Maret 2017

tugu tugu bersejarah di ndonesia

1. Monumen Nasional (Monas).
Hasil gambar untuk monasMonumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan MerdekaJakarta Pusat. Tepatnya di Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta

2. Monumen Palagan Ambarawa.
Hasil gambar untuk Monumen Palagan Ambarawa.
Monumen Palagan Ambarawa adalah sebuah monumen yang terdapat di AmbarawaKabupaten Semarang.
Monumen ini merupakan simbol untuk mengenang sejarah pertempuran Palagan Ambarawa pada tanggal 12 Desember - 15 Desember 1945 Ambarawa. Pasukan Sekutu yang terdesak dari Magelang mengadakan pengunduran ke Ambarawa, dan pasukan TKR yang dipimpin Kolonel Soedirman berhasil menghancurkan Sekutu pada tanggal 15 Desember 1945, di mana kini diperingati sebagai Hari Infanteri.
Monumen Palagan Ambarawa dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan pada 15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto. Gambaran singkat sejarah pertempuran bisa dilihat pada relief yang dibuat pada dinding Monumen Palagan Ambarawa.
Di monumen ini Anda dapat menemukan peninggalan pemerintahan Jepang dan Belanda. Anda dapat melihat seragam para tentara Jepang dan Belanda, senjata perang, seragam tentara Indonesia, dan barang bersejarah lain. Untuk ukuran yang agak besar, Anda dapat menemukan beberapa tank kuno, kendaraa angkut personil dan meriam yang digunakan dalam pertempuran tersebut. Yang paling menarik adalah Anda dapat menemukan pesawat Mustang Belanda yang berhasil ditembak jatuh ke dalam Rawa Pening
Hasil gambar untuk Monumen Pancasila Sakti3. Monumen Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 IndonesiaSoeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik IndonesiaPancasila dari ancaman ideologi komunis.
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang BuayaCipayungJakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.
4. Monumen Proklamator Soekarno – Hatta
Tugu Proklamasi atau Tugu petir adalah tugu peringatan proklamasi kemerdekaan RI. Tugu Proklamasi berdiri di tanah lapang kompleks Taman Proklamasi di Jl. Proklamasi (dahulunya disebut Jl. Pegangsaan Timur No. 56), Jakarta Pusat. Pada kompleks juga terdapat monumen dua patung Soekarno-Hatta berukuran besar yang berdiri berdampingan, mirip dengan dokumentasi foto ketika naskah proklamasi pertama kali dibacakan. Di tengah-tengah dua patung proklamator terdapat patung naskah proklamasi terbuat dari lempengan batu marmer hitam, dengan susunan dan bentuk tulisan mirip dengan naskah ketikan aslinya.
Setelah era reformasi, selain menjadi tempat yang spesial untuk acara peringatan Hari Kemerdekaan RI tiap tahunnya, lokasi ini pun menjadi tempat pilihan bagi berkumpulnya para demonstran untuk menyuarakan pendapat-pendapatnya.
5. Monumen Dokter Kariadi (Tugu Muda)
Tugu Muda adalah sebuah monumen yang dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang. Tugu Muda ini menggambarkan tentang semangat berjuang dan patriotisme warga semarang, khususnya para pemuda yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

6. Monumen Perjuangan Salatiga

Hasil gambar untuk monumen salatiga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Monumen memiliki sebuah arti yaitu bangunan yang sengaja dibuat untuk peringatan kepada orang ternama atau untuk mengenang peristiwa penting yang terjadi. Di Indonesia Monumen sudah dikenal sejak lama, Bahkan pada masa pemerintahan Kerajaan di Indonesia. Sebagai contoh Candi Singosari di Jawa Timur, Warisan Kerajaan Singosari yang dalam kitab Negarakertagama dikatakan bahwa Candi Singosari ini dibuat untuk pendharmaan raja Singashari yang terakhir yaitu Kertanegara, yang meninggal pada tahun 1292 M. Bukti inilah yang menunjukkan bahwa sudah sejak masa lama Monumen dikenal dan dibuat dengan fungsi yang hampir sama dari masa-ke masa.
Monumen-monumen sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan sudah dibuat sejak pemerintahan masa Orde lama yang dipimpin oleh Ir Soekarno, sebagai contoh Monumen nasional yang dikenal dengan Monas. Pembuatan Monument ini dilakukan agar masyarakat dapat mengenal perjuangan bangsanya ketika mewujudkan kemerdekaan, dan agar rasa Nasionalisme sebagai satu bangsa tetap ada dalam jiwa masyarakat Indonesia. Semangat para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan kemerdekaan juga dapat dikenang melalui monumen-monumen tersebut7.  Monumen Garuda Pancasila.
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.

8. Monumen Slamet Riyadi.
Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi ( lahir di Surakarta, 26 Juli 1927 – meninggal di Ambon, 4 November 1950 pada umur 23 tahun) adalah seorang tentara Indonesia. Rijadi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, putra dari seorang tentara dan penjual buah. "Dijual" pada pamannya dan sempat berganti nama saat masih balita untuk menyembuhkan penyakitnya, Rijadi tumbuh besar di rumah orangtuanya dan belajar di sekolah milik Belanda. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda, Rijadi menempuh pendidikan di sekolah pelaut yang dikelola oleh Jepang dan bekerja untuk mereka setelah lulus; ia meninggalkan tentara Jepang menjelang akhir Perang Dunia II dan membantu mengobarkan perlawanan selama sisa pendudukan.
Sejumlah tempat, jalan, dan benda dinamai untuk menghormati Riyadi. Sebuah jalan utama sepanjang 5.8-kilometer (3.6 mi) di Surakarta dinamakan sesuai nama sang brigadir jenderal. KRI Slamet Riyadi, sebuah fregat yang dikatakan sebagai salah satu kapal tercanggih yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut, juga dinamai menurut namanya,begitu juga dengan sebuah universitas di Surakarta.
Rijadi telah menerima berbagai tanda kehormatan dari pemerintah Indonesia. Ia menerima beberapa medali anumerta, termasuk Bintang Sakti pada bulan Mei 1961, Bintang Gerilya pada bulan Juli 1961, dan Satya Lencana Bakti pada bulan November 1961.Pada 9 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi Rijadi gelar Pahlawan Nasional Indonesia; ia dikukuhkan sebagai pahlawan bersama dengan Adnan Kapau Gani, Ida Anak Agung Gde Agung, dan Moestopo, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66 Tahun 2007.10. Monumen Pruputan.

9. Monumen RRI.
Hasil gambar untuk Monumen RRI.
Radio Rimba Raya (Desember 1948 - ... 1949) adalah Radio Republik Indonesia Darurat yang disiarkan dari Dataran tinggi Gayo, atau tepatnya di Kecamatan Pintu Rime, yang sekarang menjadi wilayah bagian Kabupaten Bener Meriah, oleh Tentara Republik Indonesia Divisi X/Aceh pimpinan Kolonel Husin Yusuf.
Monumen Radio Rimba Raya dibangun untuk mengenang sejarah Radio Rimba Raya yang berperan sangat besar dalam mempertahankan Indonesia dari agresi Belanda. Monumen ini diresmikan oleh Menteri Koperasi/Kepala Badan Urusan Logistik, Bustanil Arifin pada 27 Oktober 1987 pukul 10.30 WIB. Monumen tersebut terletak di Kmpung Rime Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. Tugu ini selain menjadi tempat bersejarah juga menjadi salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi
Hasil gambar untuk Monumen Nilai – nilai 1945 (Jenderal Sudirman).10. Monumen Nilai – nilai 1945 (Jenderal Sudirman).
Patung Jenderal Sudirman merupakan salah satu patung yang berada di Jakarta tepatnya di kawasan Dukuh Atas, depan Gedung BNI, Jalan Jenderal Sudirman. Patung ini memiliki tinggi keseluruhan 12 meter dan terdiri atas: tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Sunario.
Sosok Jenderal Sudirman digambarkan berdiri kokoh menghormat dan kepala sedikit mendongak ke atas untuk memberi kesan dinamis. Karena berdiri di tengah kawasan yang penuh dengan beragam aktivitas, patung sengaja didesain sederhana dan tidak memerlukan banyak rincian.
11. Monumen Tidar.
Hasil gambar untuk Monumen Tidar.
 Monumen Pahlawan Tidar Berada Di Jalan Tidar. Monumen Ini Dibangun Pada Tahun 1973-1974 Atas Prakarsa Dr Moch Subroto (Walikotamadya Magelang) Yang Direncanakan Oleh Sungkono Alimen. Monumen Ini Dibuat Untuk Mengenang “Peristiwa Tidar” Yaitu Pengibaran Bendera Merah Putih Di Puncak Tidar Pada Tanggal 25 September 1945.






12. Monumen Tugu Bambu Runcing.
Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing atau Tugu Bundaran Untan oleh warga setempat, merupakan sebuah monumen yang terletak di Bundaran Universitas Tanjungpura, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak.
Monumen yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing yang berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Penggunaan warna merah-putih ini menjadikan sebagian warga menganggap monumen ini lebih mirip lipstik daripada bambu runcing. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini sehingga berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan saat ini.
Hasil gambar untuk Monumen Tugu Bambu Runcing.Monumen ini didirikan sebagai peringatan atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat, yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka akan memicu pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan. Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat pembuangan di Boven Digoel dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor. Nama-nama kesebelas tokoh tersebut kini diabadikan juga sebagai nama jalan di Kota Pontianak. Kesebelas pejuang itu antara lain:
  • Achmad Marzuki, asal Pontianak, meninggal karena sakit dan dimakamkan di makam keluarga;
  • Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
  • Gusti Djohan Idrus, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel;
  • Gusti Hamzah, asal Ketapang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
  • Gusti Moehammad Situt Machmud, asal gabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
  • Gusti Soeloeng Lelanang, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
  • Jeranding Sari Sawang Amasundin alias Jeranding Abdurrahman, asal Melapi, Kapuas Hulu, meninggal karena sakit di Putussibau.
  • Haji Rais bin H. Abdurahman, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
  • Moehammad Hambal alias Bung Tambal, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel;
  • Moehammad Sohor, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel; dan
  • Ya' Moehammad Sabran, asal Ngabang, meninggal karena sakit.
13. Monumen WR. Supratman
Hasil gambar untuk Monumen WR. Supratman
Untuk mengenang jasa WR Supratman, dibuat museum WR Soepratman di Jalan Tambaksari Surabaya. Di Museum ini bisa dilihat tulisan asli WR Soepratman ketika ia membuat lagu Indonesia Raya pada saat pertama, dan juga biola historis yang menemaninya saat membuat beberapa lagu kebangsaan.
Lokasi museum WR Soepratman ini juga berdekatan dengan makam beliau yang meninggal pada 17 Agustus 1938. Sejak menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Beliau banyak di buru oleh pihak Belanda, dan hal ini membuat beliau sakit-sakitan.
Lagu terakhir yang beliau ciptakan berjudul Matahari Terbit, dan karena lagu itu pulalah, Beliau di penjara di Kalisosok dan pada akhirnya meninggal.Pada 26 Juni 1959, Pemerintah Regulasi 44 mengumumkan bahwa Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia.
14. Monumen Tentara Pelajar.
Hasil gambar untuk Monumen Tentara Pelajar.Tentara Pelajar ( TP ) adalah suatu kesatuan militer yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia di mana para anggotanya dari para pelajar. Terdapat beberapa istilah untuk penyebutan Tentara Pelajar yaitu di Jawa Timur TNI Brigade 17 seperti Detasemen I TRIP di Jawa Tengah Tentara Pelajar (TP), Sturm Abteilung , Pasukan Garuda, Pasukan Alap Alap, Laskar Kere, Brigade X, Laskar Minyak, dari mereka yang turut berjuang antara tahun 1945 – 1949 di Wilayah Surakarta, Wonogiri, Boyolali, Semarang dan sekitarnya, yang selanjutnya tergabung sebagai TNI Batalyon 55 Brigade V Divisi III dibawah komando Ign Slamet Riyadi dan diberi nama dengan CSA (Corps Suka Rela).), di Jawa Barat Corps Pelajar Siliwangi (CPS).
15. Monumen Perjuangan 3 oktober 1945.
Peristiwa 3 Oktober 1945 merupakan perang untuk mengusir Jepang dari Kota Pekalongan. Peristiwa ini terjadi setelah Indonesia merdeka, yaitu tahun 1945.
Hasil gambar untuk Monumen Perjuangan 3 oktober 1945.
Monumen ini dibangun untuk memperingati Perjuangan rakyat Kota Pekalongan dalam memerangi Belanda pada 3 Oktober 1945. Terletak di di Lapangan Monumen Kota Pekalongan. Dilambangkan dengan 5 pahlawan membawa Bambu Runcing
16. Monumen Yos Sudarso.
Hasil gambar untuk Monumen Yos Sudarso.Monumen Yos Sudarso adalah tugu prasasti yang didirikan sebagai wujud penghormatan bagi para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Laut Aru tanggal 15 Januari 1962. Diresmikan kali pertama pada tanggal 15 Januari 1969 oleh Deputi Khusus, Laksamana Muda Laut Suharno. Lokasi monumen ini berada di Jalan Pemuda Kota Tegal, Jawa Tengah, tepat di depan Gedung DPRD Kota Tegal. Pada tahun 2013, monumen tersebut dipugar tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Setiap tahun, monumen ini digunakan sebagai tempat upacara dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera, oleh prajurit TNI AL
Hasil gambar untuk Monumen Gerakan Banteng Nasional








17. Monumen Gerakan Banteng Nasional.
Monumen GBN (Gerakan Banteng Nasional) terletak di jalan lingkar depan Masjid Agung Slawi, Kabupaten Tegal. Bentuk berupa patung jendral Ahmad Yani berdiri tegak membawa tongkat komando, rakyat, dan tentara. Patung tersebut terletak pada tugu berbentuk persegi empat, pada bagian atas berbentuk trapesium. GBN ini berfungsi untuk mencegah penyebaran Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah (bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah) di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.
18. Monumen Yogya Kembali.
Museum Monumen Yogya Kembali, adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang ada di kota Yogyakarta dan dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum yang berada di bagian utara kota ini banyak dikunjungi oleh para pelajar dalam acara darmawisata.
Rana di pintu masuk museum
Hasil gambar untuk Monumen Yogya Kembali.Museum Monumen dengan bentuk kerucut ini terdiri dari 3 lantai dan dilengkapi dengan ruang perpustakaan serta ruang serbaguna. Pada rana pintu masuk dituliskan sejumlah 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III (RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949. Dalam 4 ruang museum di lantai 1 terdapat benda-benda koleksi: realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum dalam suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Tandu dan dokar (kereta kuda) yang pernah dipergunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman juga disimpan di sini (di ruang museum nomor 2).

0 komentar:

Posting Komentar