Artikel Terbaru

Sabtu, 11 Maret 2017

kebudayaan khas Yogyakarta



Indonesia memiliki banyak keunikan budaya yang berbeda beda disetiap daerah, salah satunya, yaitu Yogyakarta selain memiliki keunikan budaya serta tempat bersejarah masa lalu memjadikan Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata. Selain dikenal sebagai kota pelajar, kota pendidikan, Yogyakarta sangat dikenal sebagai kota pariwisata. Hal ini juga didukung letak geografis kota Yogyakarta. Bahkan untuk menjangkau tempat pariwisata sangat mudah aksesnya. Tempat tempat wisata yang terkenal di Yogyakarta salah satunya yaitu Keraton Yogyakarta terkenal disebabkan karena budayanya yang sangat kental, Malioboro, Monumen Serangan Satu Maret dikenal karena itu bukti perjuangan pahlawan saat bertarung melawan penjajah. Dan  Monumen Jogja Kembali yang dibangun guna menjadi sarana penanaman karakter bangsa serta pengenalan sejarah. Selain itu ada juga beberapa Candi yang terkenal yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan.


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
 Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.


Daerah Istimewa Yogyakarta (bahasa Jawa: Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2


Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali.

1.    1.   Kondisi budaya  fisik kota Yogyakarta, meliputi :

Kawasan cagar budaya dikota Yogyakarta berjumlah 13 Kawasan Cagar Budaya, yang tersebar di 4 kabupaten dan kota terdiri dari 6 Kawasan Cagar Budaya di wilayah urban kota, 3 Kawasan Cagar Buday di wilayah Sub urban. Potensi benda Cagar Budaya yang dimiliki sebanyak 365 buah.

Kondisi keberadaan Permuseuman. Potensi museum yang dimiliki baik museum negeri maupun museum swasta berjumlah 30 museum yang terdi8ri dari 14 museum Benda Cagar Budaya dan Kesenian, 7 museum Pendididkan dan Ilmu Pengetahuan serta 9 museum Perjuangan. Keberadaan museum Kota Yogyakarta ada 18 buah, di Kabupaten Sleman ada 9 buah, di Kabupaten Bantul ada2 buah dan Kabupaten Gunung Kidul 1buah.

2. Kondisi Budaya Non-fisik, antara lain:

Kondisi Kesenian Potensi budaya Non-fisik meliputi kesenian dalam berbagai jenis dan seni rupa, seni tari, seni musik, seni teater dan lainnya. Dari sisis jumlah organisasi ada grup kesenian DIY sebanyak 2863 buah yang tersebar di 4 Kabupaten atau Kota.

Kondisi Adat dan Tradisi Upacara adat adalah salah satu kegiatan budaya masih dilakukan oleh masyarakat. Di kota Yogya masih dilakukan 5 upacara adat, Kabupaten Slamenter dapat 11 upacara adat, Kabupaten Bantul terdapat 24 upacara adat, Kabupaten Kulon Progo terdapat 10 upacara adat, dan kabupaten Gunung Kidul terdapat 16 upacara ada pada 9 Kecamatan.

Bahasa Daerah Yogyakarta merupakan pusat bahasa dan sastra Jawa yang meliputi bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkalaserta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon dan aksara jawa.
 
Seni dan kebudayaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Dari anak anka sampai orang dewasa sangat sering menyaksikan atau mengikuti berbagai acara kesenian dan budaya di Kota YogyakartaYogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya.. Tradisi juga pasti tidak lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi tersebut. Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam antara lain adalah kethoprak, jathilan, dan wayang kulit. yogyakarta juga dikenal dengan perak dan gayayang unik membuat batik kain dicelup dan juga dikenal karena seni kontemporer hidupnya.



Objek wisata yang menarik di Yogyakarta: MalioboroKebun Binatang Gembiraloka,Istana Air Taman Sari, Monumen Jogja Kembali, Museum Keraton Yogyakarta,Museum SonobudoyoLereng MerapiKaliurangPantai ParangtritisPantai Baron,Pantai Samas, Goa SelarongCandi Prambanan, Candi KalasanKraton Ratu Boko dan juga terdapat Candi Borobudur yang di tetapkan pada tahun 1991 sebagai  dan ada pula tempat sejarah Budaya di Kota Yogyakarta :Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg, Stasiun Tugu, Gedung Agung Yogyakarta, Monumen Serangan Umum 1 Maret, Tugu Yogyakarta, Gedung DPRD Yogyakarta, Taman Pintar, Candi Prambanan.

 
 

Upacara Adat Yogyakarta yang Masih dilaksanakan sampai sekarang.

1.      Upacara Sekaten

 Upacara Sekaten adalah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan pada setiap tanggal 5 bulan Jawa mulud (Rabiul Awal tahun hijriah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dahulu di pakai oleh Sultan Hamengkubuwono I, Pendiri Keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.

Kedua set gamelan akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud, selama 7 hari berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang kedalam kraton.

2.       Grebeg Muludan

Acara puncak peringatan Sekaten akan ditandai dengan Grebeg Muludan yang diadakan pada tanggal 12 Rabiul Awal (persis hari ulang tahun Nabi Muhammad SAW) dari jam 08.00 – 10.00 wib dengan dikawal oleh 10 macam Bregada (kompi) prajurit kraton, Wirabraja, Dhaheng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Surakarsa dan Bugis.

3.      Tumplak Wajik

Dua hari sebelum acara Grebeg Muludan, Suatu upacara yaitu Upacara Tumplak Wajik diadakan di halaman Istana Magangan pada jam 16.00 wib. Upacara ini berupa Kotekan atau permainan lagu dengan memakai kentongan, lumpang (alat untuk menumbuk padi) dan semacamnya yang menandai awal dari pembuatan gunungan yang akan diarak pada saat Upacara Grebeg Muludan. Lagu-lagu yang dimainkan dalam acara Numplak Wajik ini adalah lagu jawa populer seperti Lompong Keli, Tudhung Setan, Owal Awil atau lagu-lagu rakyat lainnya.

4.      Upacara Labuhan

Upacara Labuhan merupakan Upacara Adat Yogyakarta yang telah dilakukan sejak zaman Kerajaan Mataram Islam pada abad ke XIII hingga sekarang di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat meyakini bahwa dengan melakukan Upacara Labuhan secara

upacara tradisional langka ini menjadi daya tarik wisatawan untuk menyaksikannya. Susana khidmat upacara, keberanian para pembantu juru kunci melaksanakan Labuhan di lautan serta keramaian masyarakat memperebutkan benda-benda Labuhan, Semakin menarik acara Labuhan menjadi menarik untuk disaksikan.

5.      Upacara Siraman Pusaka

 

Adalah Upacara Adat Kraton Yogyakarta membersihkan segala bentuk pusaka yang menjadi milik kraton. Tradisi ini diadakan pada setiap bulan Suro pada hari Jum;at Kliwon atau Selasa Kliwon dari pagi hingga siang hari yang biasanya dilakukan selama 2 hari. 
 
Adapun bentuk pusaka yang dibersihkan diantaranya Tombak, Keris, Pedang, Kereta, Ampilan (banyak dhalang sawunggaling) dan lain sebagainya. Pusaka yang dianggap paling penting oleeh Kraton Yogyakarta adalah Tombak K.K Ageng Plered, Keris K.K Ageng Sengkelat, Kereta Kuda Nyai Jimat, Khusus Sri Sultan membersihkan K.K Ageng Plered dan Kyai Ageng Sengkelat. Setelah itu baru pusaka yang lainnya dibersihkan oleh para pengeran, Wayah Dalem dan Bupati.  

6.      Upacara Saparan (Bekakak)

Desa Ambarketawang, yang terletak di Kecamatan Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tradisi khas berupa Upacara Adat Yogyakarta Penyembelihan Bekakak. Yaitu penyembelihan sepasang boneka temanten (pengantin jawa) muda yang terbuat dari tepung ketan yang dilaksanakan setahun sekali dalam bulan Sapar (kalender jawa). Tradisi ini terkait dengan tokoh Ki Wirasuta, satu dari tiga bersaudara dengan Ki Wirajamba dan Ki Wiradana yang merupakan Abdi Dalem Hamengkubuana I yang sangat dikasihi.

2 komentar: